Thursday 22 September 2016

Perubahan Zaman yang Patut Diperbaiki

Zaman dahulu, bisa dikatakan bahwa orang-orang kesulitan dalam hal mencari ilmu. Tapi, ilmu yang mereka dapatkan itu sangat mudah untuk mereka amalkan. Sungguh tak bisa
dipungkiri kalau jaman dulu dan sekarang itu sangatlah berbeda. Itu fakta. Kita bisa bayangkan bahkan merasakannya sendiri mengenai perbedaan itu. Zaman sekarang itu sudah modern, bahkan di segala aspek kehidupan. Sehingga Orang-orang sangatlah mudah untuk mencari ilmu tapi malah sulit mengamalkannya.Hal inilah yang perlu diperbaiki oleh setiap orang.

Zaman dahulu, orang-orang hidup di jaman yang belum mengenal jaringan internet. Tapi kegigihannya dalam menuntut ilmu sangat luar biasa. Ilmu itu dikejar, ditulis, di hafal dan diamalkan kemudian diajarkan. Sekarang, berkat kemajuan teknologi dan era modern, itu semua memberi kemudahan bagi setiap orang dan termasuk saya sendiri. Sehingga ilmu itu bisa didownload, disimpan dan di koleksi, lalu diperdebatkan. Bersyukurlah kepada Allah yang Maha Esa, karena kita yang hidup di era modern diberi kesehatan dan kesempatan untuk dapat merasakan  manfaat dari teknologi. 

Dahulu, butuh peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan ilmu. Sekarang, cukup peras kuota internet sambil duduk manis ditemani secangkir minuman dan makanan ringan. Sungguh kemudahan yang sangat luar biasa dan patut untuk disyukuri. Untuk itulah kita harus menghargai ilmu orang-orang dulu yang bisa menyelesaikan pendidikan mereka tanpa bantuan om google dan tante yahoo. Dan masih adakah alasan untuk bermalas-malasan dalam hal mencari ilmu?  

Seperti yang sering orang-orang katakan bahwa menuntut ilmu itu wajib. Jadi, menurut saya tidak ada perbedaan gender dalam hal menuntut ilmu, pria dan wanita sama saja. Wanita itu harus cerdas, karena dunia ini terlalu keras jika hanya mengandalkan paras. Dan generasi selanjutnya berhak lahir dari rahim ibu yang cerdas. Pria juga harus cerdas, karena terlalu keras jika hanya mengandalkan kegagahan dan generasi selanjutnya berhak mendapatkan asuhan dari orangtua yang cerdas. Saya pernah membaca artikel yang mengatakan bahwa "setiap anak diwariskan tingkat intelektual dari kromosom 1 gen ibunya. Oleh karena itu, carilah calon istri yang pandai dan cerdas, bukan cuman yang cantik parasnya.

Dahulu, ilmu disimpan di dalam hati. Selama hati masih normal, maka ilmu tetap terjaga. Sekarang, ilmu cukup disimpan di dalam memori gadget, kalau baterai habis, maka ilmu tertinggal. kalau gadget rusak, maka hilang pulalah ilmu yang didapatkan. Ilmu itu harus kekal dalam ingatan. Karena tidak hanya untuk diaplikasikan di dunia kerja. Tapi, ilmu itu untuk diamalkan dalam kehidupan  sehari-hari baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan negara bahkan bekal untuk akhirat kelak.

Dahulu, orang-orang harus duduk berjam-jam di hadapan guru dengan penuh rasa hormat dan sopan. Tidak lupa pula melaksanakan Amalan Islami dengan membaca doa sebelum proses belajar mengajar berlangsung, oleh karena itu ilmu dengan mudahnya bisa merasuk dalam otak bersama dengan berkah. Sekarang, orang-orang cukup tekan tombol atau layar sambil tidur-tidur, maka ilmu merasuk dengan kemalasan dan sulit diserap oleh memori otak. Untuk itulah, sebelum belajar harap baca doa dulu. Agar lebih rileks, fokus dan mudah menyerap pelajaran.
"Tidak akan menjadi baik umat belakangan ini kecuali apabila diperbaiki dengan cara-cara orang terdahulu", Imam Malik RA.
Beberapa perubahan ini wajib disyukuri dengan adanya berbagai kemudahan dalam mendapatkan pengetahuan. Namun harus juga diperhatikan dampak negatif yang ditimbulkan. Karena dibalik kemudahan yang ditawarkan oleh sarana teknologi itu memiliki sisi negatif. Nah, itulah yang perlu diperbaiki dengan jalan tetap membudayakan cara-cara orang zaman dahulu dalam hal menuntut ilmu dan mengamalkannya.  

No comments:

Seekor Kerbau yang Bisa Mati Hanya Dikarenakan Sebuah Opini

Bismillahirahmanirrohim,, Hai sahabat blogger... Kembali lagi di blog